Februari tanggal 25 tahun 2013 merupakan EPISODE TERAKHIR dari rangkaian kisah kehidupan dimana
Bapak menjadi pemain yang memerankan peranan kehidupan. Semua cerita tertuang dengan
segala kompleksitas dan konflik yg mengiringinya, tersaji dengan begitu mengharukan
dengan bumbu air mata dan derai tawa diramu oleh “Penulis Skenario Kehidupan”
seperti sebuah SINEMA yang
dipertontonkan.
Ada ketidaksetujuan ketika Bapak memerankan “Tokoh Antagonis” dengan karakter yang
temperamental, keras, tidak berperasaan, tidak mau mengerti dan tidak peduli....yang
tentunya sangat melukai dan mengecewakan. Tetapi disisi lain ketika dia harus
memerankan “Tokoh Protagonis”, dia berusaha memerankan peran itu dengan baik sejauh
yang dia bisa.
-Masih ingat ketika dia mengajarkan filosofi “Adalah lebih baik BERBAGI SUKA daripada BERBAGI DUKA”, kata-kata yang secara tidak
langsung mempengaruhi paradigma saya. Dan dibuktikan saat terbaring sakit, dia
berusaha tidak mengeluh dan merepotkan orang lain.
-Masih ingat perbuatannya yang mengajarkan bahwa “Penolong Terbaik kita jumpai
pada ujung lengan kita dan Uluran Tangan-Nya." Yah, hanya 2 Pribadi yg
berperan dlm kesuksesanmu dan hanya 2 Pribadi yang dapat menolong dan menopangmu,
yaitu KAMU dan TUHANMU.
Sekarang semua cerita kehidupanku denganya telah memasuki EPISODE TERAKHIR, sebuah episode
dimana Sang Penulis mengatakan “Cukup Sudah!” Dan Dia akan membuat EPISODE BARU yang hanya dimainkan
Oleh-Nya dan orang-orang yang telah ditetapkan untuk menjadi bagian dari cerita itu,
dimana kita yang dibumi tidak tau apa yang ada dibelakang Langit Biru sana.
Sekarang saatnya tersenyum dan bersyukur “sebab Ia, yang menjanjikanya, setia.”
(Ibrani 10:23), KARYA-Nya
memungkinkan kita ada dalam Naungan-Nya, termasuk dia.... Bapak yg telah
dipanggil-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar