“Lemparkanlah rotimu ke air,
maka engkau akan mendapatnya kembali lama setelah itu.”
(Pengkhotbah 11:1)
Pria itu menengadah dan melihat seorang wanita kaya dengan mantel bulu berdiri
di depannya. Karena mengira bahwa wanita itu akan mengolok-oloknya, pria itu
berkata, “Tinggalkan aku sendirian.” Tetapi wanita itu tetap berdiri dan
tersenyum. “Kamu lapar?” tanyanya. “Tidak!” jawab pria tersebut. Tiba-tiba
tangan lembut si wanita mengangkatnya berdiri. “Apa yang kau lakukan, Nyonya?
Tinggalkan aku sendiri!”
Pria itu bernama Jack, ia sudah lama menjadi gelandangan. Singkat cerita, dengan bantuan seorang polisi, si wanita itu membawa Jack ke sebuah Cafetaria tidak jauh dari situ. Melihat Jack, manajer Cafetaria marah, “Bawa dia pergi! Itu akan merugikan usaha dagang kami.” “Sudah kubilang, sekarang biarkan aku pergi,” kata Jack. Si wanita berpaling kepada manajer dan dengan tersenyum bertanya, “Anda kenal “Eddy and Associates”, perusahaan perbankan di sudut jalan itu?” “Tentu aku kenal. Mereka mengadakan pertemuan rutin setiap minggu di sini, di salah satu ruang VIP.” “Anda mendapatkan keuntungan melalui semua itu bukan?” tanya wanita itu. “Apa urusannya denganmu?” “Aku adalah Penelope Eddy, President dan CEO dari perusahaan itu.” “O, maafkan aku,” kata manajer.
“Jack, apakah kau masih ingat aku?” tanya si wanita. “Sepertinya wajahmu familiar,” jawab Jack. “Waktu itu aku baru tamat kuliah dan sedang mencari pekerjaan. Karena kehabisan uang, aku diusir dari apartement, dan menjadi gelandangan selama beberapa hari. Lalu aku masuk ke Cafetaria ini dengan harapan bisa mendapatkan sesuatu untuk bisa dimakan.” Jack mulai tersenyum dan berkata, “Aku ingat sekarang.” "Waktu itu engkau sedang melayani salah seorang pelanggan. Lalu engkau membuatkan roti lapis yang sangat besar serta memberiku secangkir kopi. Aku melihatmu memasukkan uang dari kantongmu ke kasir dan mencetak bon pembelian untukku,” sambung si wanita." Jadi, sekarang kau sudah bekerja?” tanya Jack. “Sedikit-sedikit aku membangun usahaku sendiri dan aku berhasil karena Tuhan,” jawab si wanita sambil memberikan kartu nama kepada Jack dan menyuruhnya menemui direktur personalia. “Dia pasti bisa memberimu pekerjaan,” kata si wanita. Wajah tua Jack dibanjiri air mata sambil mengucapkan terima kasih. “Berterima kasihlah pada Tuhan, karena Dia yang sudah menuntunku untuk menemuimu,” kata si wanita.
Pria itu bernama Jack, ia sudah lama menjadi gelandangan. Singkat cerita, dengan bantuan seorang polisi, si wanita itu membawa Jack ke sebuah Cafetaria tidak jauh dari situ. Melihat Jack, manajer Cafetaria marah, “Bawa dia pergi! Itu akan merugikan usaha dagang kami.” “Sudah kubilang, sekarang biarkan aku pergi,” kata Jack. Si wanita berpaling kepada manajer dan dengan tersenyum bertanya, “Anda kenal “Eddy and Associates”, perusahaan perbankan di sudut jalan itu?” “Tentu aku kenal. Mereka mengadakan pertemuan rutin setiap minggu di sini, di salah satu ruang VIP.” “Anda mendapatkan keuntungan melalui semua itu bukan?” tanya wanita itu. “Apa urusannya denganmu?” “Aku adalah Penelope Eddy, President dan CEO dari perusahaan itu.” “O, maafkan aku,” kata manajer.
“Jack, apakah kau masih ingat aku?” tanya si wanita. “Sepertinya wajahmu familiar,” jawab Jack. “Waktu itu aku baru tamat kuliah dan sedang mencari pekerjaan. Karena kehabisan uang, aku diusir dari apartement, dan menjadi gelandangan selama beberapa hari. Lalu aku masuk ke Cafetaria ini dengan harapan bisa mendapatkan sesuatu untuk bisa dimakan.” Jack mulai tersenyum dan berkata, “Aku ingat sekarang.” "Waktu itu engkau sedang melayani salah seorang pelanggan. Lalu engkau membuatkan roti lapis yang sangat besar serta memberiku secangkir kopi. Aku melihatmu memasukkan uang dari kantongmu ke kasir dan mencetak bon pembelian untukku,” sambung si wanita." Jadi, sekarang kau sudah bekerja?” tanya Jack. “Sedikit-sedikit aku membangun usahaku sendiri dan aku berhasil karena Tuhan,” jawab si wanita sambil memberikan kartu nama kepada Jack dan menyuruhnya menemui direktur personalia. “Dia pasti bisa memberimu pekerjaan,” kata si wanita. Wajah tua Jack dibanjiri air mata sambil mengucapkan terima kasih. “Berterima kasihlah pada Tuhan, karena Dia yang sudah menuntunku untuk menemuimu,” kata si wanita.
Setiap hari merupakan kesempatan untuk menabur kebaikan. Lakukanlah bukan untuk
mendapatkan balasan, tetapi karena ketaatan pada Tuhan dan kesadaran untuk
mengasihi sesama. Tuhan menempatkan kita di dunia ini dan memberkati apa yang
kita kerjakan, sehingga kita bisa menjadi perpanjangan tanganNya untuk menolong
sesama kita. Dan jangan kuatir, karena tanpa Anda meminta, Tuhan tahu bagaimana
memberkati Anda.
Kiranya kita diberi kepekaan untuk dapat menolong atau membuat sesama kita merasa nyaman. Kiranya kita memiliki kerinduan untuk menjadi berkat bagi orang-orang disekitar kita yang membutuhkan uluran tangan kita. Ingatlah : “Ada sebuah hukum yang harus kita ketahui: Kebaikan selalu kembali kepada pemberinya.” Amin.
Kiranya kita diberi kepekaan untuk dapat menolong atau membuat sesama kita merasa nyaman. Kiranya kita memiliki kerinduan untuk menjadi berkat bagi orang-orang disekitar kita yang membutuhkan uluran tangan kita. Ingatlah : “Ada sebuah hukum yang harus kita ketahui: Kebaikan selalu kembali kepada pemberinya.” Amin.
(Sumber : Stefanus Untung
Chandra II)
. Ketika kesempatan berbuat baik datang menyapa hatimu,
berhentilah sejenak dari perjalanan hidupmu dan luangkan waktu
untuk seseorang yang membutuhkan SENTUHAN KASIHMU
Tidak ada komentar:
Posting Komentar