Blogger Widgets Symphony From Heaven: November 2013

Jumat, 29 November 2013

Jadilah seperti AIR

Air selalu MENGALAH tetapi tidak pernah KALAH.
Air merapuhkan besi..
Mematikan api..

Jika dalam keadaan terdesak dia akan menguap untuk kemudian kembali mengembun.
Jika berhadapan dengan karang, ia akan memilih jalan memutar untuk kemudian meneruskan perjalanannya kembali menuju lautan..

Air selalu bisa menyesuaikan diri dengan sesuatu yang ditempatinya.
Air selalu tenang karena ia sadar tak ada yang bisa menghalanginya dan ia selalu berhasil di akhir perjuangannya. 
( Sumber Maya Basoeki's Blog ). 
Tuhan Yesus Memberkati

Rabu, 27 November 2013

...Cinta seperti kupu-kupu semakin kita kejar semakin menghindar tapi ia akan menghampiri di saat yang tidak terduga. Karena Cinta tdk mencari yg sempurna tapi yg mampu membuat dirimu sempurna...
 ( God Bless U )



Minggu, 24 November 2013

...........Don't Give Up On Anything..........

-Jangan membenci semua bunga, meskipun kita pernah tertusuk duri.
-Jangan menyerah meraih mimpi, meskipun belum satupun yang jadi kenyataan.
-Jangan hilang iman dalam berdoa, meskipun belum satupun yang terjawab.
-Jangan menyalahkan semua teman, hanya karena seorang darinya mengecewakanmu.
....Ingatlah bahwa kdg2 kesempatan baru akan muncul. Teman yang baru, kasih yang baru, hidup yang baru. Dua sisi lain dr kehidupan akan kita alami baik 'kesedihan atau kegembiraan' yg mgkn saja akan terulang kembali. Dan ketika kamu berpikir utk berhenti krn merasa lelah, percayakan semua kpd-Nya karena Dia akan membuat semua indah pada waktunya.


..Dalam hidup ini seringkali kita merasa semua pintu tertutup untuk kita.
Jika hal ini terjadi pada kita, ingatlah: Pintu yang tertutup itu belum tentu terkunci.. 
( Tuhan Yesus Memberkati )  
Di postkan kembali dr update status Halaman Symphony From Heaven


Rabu, 20 November 2013

Seberapa Dalam Kita Mengasihi Tuhan

Pada suatu hari aku bangun pagi-pagi untuk melihat matahari terbit. Ah, begitu indahnya ciptaan Tuhan yang sulit dilukiskan dengan kata-kata. Sambil melihat semua itu, aku memuji Tuhan atas karya-Nya yang indah.
Ketika aku sedang berada di situ, tiba-tiba Tuhan menampakkan hadirat-Nya padaku.
Ia bertanya, "Apakah kau mengasihi-Ku ?"
Aku menjawab, "Tentu saja Tuhan !!!
Engkau adalah Tuhanku dan Juruselamatku !!!"
Lalu Ia bertanya, "Seandainya kau menjadi cacat, masihkah kau mengasihi-Ku ?" Aku terhenyak. Aku melihat ke bawah, ke arah tangan, kaki dan seluruh anggota tubuhku dan membayangkan betapa banyaknya hal yang tidak dapat kulakukan seandainya itu terjadi. Aku pun menjawab. "Ini akan sulit, Tuhan, tapi aku akan tetap mengasihi-Mu."
Lalu Tuhan berkata, "Jika kau menjadi buta, masihkah kau mengagumi ciptaan-Ku ?" Bagaimana aku bisa mengagumi sesuatu tanpa bisa melihatnya ?
Lalu aku pun berpikir mengenai orang-orang buta di dunia ini dan banyak di antara mereka yang masih mengasihi Tuhan dan ciptaan-Nya. Jadi aku pun menjawab, "Sulit membayangkannya, tapi aku tetap akan mengasihi-Mu."
Lalu Tuhan bertanya lagi, "Jika kau menjadi tuli, masihkah kau akan mendengarkan perkataan-Ku?"
Bagaimana aku bisa mendengarkan segalanya jika aku menjadi tuli ?
Oh, aku mengerti. Mendengarkan suara Tuhan tidak selalu harus menggunakan telinga kita, tapi juga hati kita.
Aku pun menjawab, "Ini berat, tapi aku akan tetap mendengarkan perkataan-Mu Tuhan."
Tuhan lalu bertanya, "Jika kau menjadi bisu,
masihkah kau akan memuji Nama-Ku ?"
Bagaimana aku bisa memuji tanpa bisa bersuara ? Ah, sekali lagi aku mengerti.
Tuhan menginginkan kita untuk memuji dari dasar hati kita. Tak menjadi soal seperti apa suara kita. Lagipula memuji Tuhan tidak selalu dengan lagu. Kita memuji Tuhan dengan rasa syukur dan terima kasih kita.
Jadi aku pun menjawab, "Walaupun secara fisik aku tak dapat menyanyi, aku akan tetap memuji Nama-Mu Tuhan."
Lalu Tuhan bertanya, "Apa kau betul-betul mengasihi-Ku ?"
Dengan semangat dan keyakinan yang kuat, aku menjawab dengan mantap,
"Ya Tuhan !!! Aku mengasihi-Mu karena Kau adalah satu-satunya Allah yang benar !!!"
Aku pikir aku telah menjawab dengan baik, tapi Tuhan bertanya, " Lalu mengapa kau berdosa ?"
Aku menjawab, "Karena aku hanya manusia, aku tak sempurna."
"Lalu mengapa pada waktu tak ada masalah kau menghindar dan menjauh ?
Mengapa hanya pada saat ada masalah kau berdoa ?"
Tak ada jawaban... Air mata mulai mengalir.
Tuhan melanjutkan. "Mengapa menyanyi hanya pada waktu persekutuan dan retreat ?
Mengapa mencari Aku hanya pada saat kebaktian ?
Mengapa meminta sesuatu dengan mementingkan diri sendiri saja ?
Air mata terus menetes dari pelupuk mataku.
"Mengapa kau menjadi malu karena Aku ?
Mengapa kau tidak memberitakan kabar baik ?
Mengapa kau mengandalkan manusia dan bukannya Aku ?
Mengapa menghindar pada waktu ada kesempatan untuk melayani ?
Aku mencoba untuk menjawab, tetapi tak ada jawaban yang bisa kuberikan.
"Kau diberkati dengan kehidupan.
Aku menciptakanmu tidak untuk menyia-nyiakan anugerah ini.
Aku memberkatimu dengan talenta untuk melayani-Ku, tapi kau tetap berpaling.
Aku telah meneruskan firman-Ku padamu, tapi kau tidak memiliki hikmat.
Aku telah berbicara padamu, tapi telingamu tertutup.
Aku telah menunjukkan berkat-Ku padamu, tapi matamu berpaling.
Aku telah mengirimkanmu pelayan, tapi kau duduk diam seolah mereka tidak ada.
Aku telah mendengar doa-doamu, dan telah menjawabnya."
"Apakah kau benar mengasihi-Ku ?" Aku tak dapat menjawab.
Bagaimana bisa ?
Aku merasa malu sekali. Tak ada pembelaan.
Apa yang bisa kukatakan ?
Pada saat itu, hatiku menangis, dan air mata mengalir, aku berkata,
"Ampuni aku Tuhan. Aku tak berharga menjadi anak-Mu."
Tuhan berkata, "Itu anugerah, anak-Ku."
Aku bertanya, "Lalu mengapa Kau mengampuniku ?
Mengapa Kau begitu mengasihiku ?"
Tuhan menjawab, "Karena kau adalah ciptaan-Ku.
Kau adalah anak-Ku. Aku tidak akan meninggalkanmu.
Ketika kau menangis, Aku ikut menangis bersamamu.
Ketika kau bersukacita, Aku ikut tertawa.
Ketika kau sedang susah, Aku akan memberimu semangat.
Ketika kau jatuh, Aku akan membangunkanmu kembali.
Ketika kau letih, Aku akan menggendongmu.
Aku besertamu sampai kepada kesudahan zaman, dan mengasihimu selamanya."
Tak pernah aku menangis seperti ini sebelumnya.
Mengapa aku bisa begitu dingin ?
Mengapa aku bisa melukai hati Tuhan seperti yang telah kulakukan ?
Aku bertanya lagi, "Berapa besar kasih-Mu padaku, Tuhan ?"
Dan Tuhan pun merentangkan kedua tangan-Nya, tangan yang telah dipakukan di atas kayu salib.
Aku tersungkur di kaki Kristus, Juruselamatku.
Dan untuk pertama kalinya ... aku betul-betul berdoa.  

( Dari update status FB Samuel Benny )
 -------------------------------------------------------------------------
Walk with Me when your hearts needs company,
take My hand when you feel all alone,
turn to Me when you need someone to lean on,
because I'm your true friend. 

A friend you will never ever leave you ... no matter what ... 
Tuhan Yesus Memberkati


Senin, 18 November 2013

Jesus in Gethsemane

Seseorang tidak akan pernah menjadi pribadi yang dikehendaki Bapa tanpa bersentuhan dengan kebenaran-Nya dan mengalami sendiri kebaikan-kebaikan Bapa di setiap detik hidup.
Bersentuhan dengan kebenaran untuk menjadi murid, bertumbuh menuju kedewasaan penuh sampai kepada tahap menjadi anak yang bisa dipercaya untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan-Nya, adalah fase yang harus ditempuh dalam sekolah kehidupan. 

Di dalamnya pasti kita akan jumpai pula 
padang gurun yang bermakna pencobaan, 
getsemani, yaitu pergumulan jiwa untuk bertahan dalam kehendak Bapa, 
serta golgota yang adalah pertempuran menuju kemenangan akhir atas kefanaan.
Dalam semuanya, hanya ketaatan, ketundukan dan kerelaan lah yang akan membantu kita mencapai itu.


 
Selamat Bermotivasi Benar Didalam Tuhan
 Sumber Keluarga Heronimus Wirawan 
( Tuhan Yesus Memberkati )

Tiga Kelereng

Pada masa-masa susah di sebuah kota kecil Idaho , saya suka mengunjungi toko kecil di tepi jalan milik Mr Miller yang menyediakan produk segar hasil pertanian. Makanan dan uang cukup langka pada waktu itu... dan jual beli dilakukan dengan cara tukar menukar barang.
Satu hari, Mr Miller sedang mengepak kentang-kentang yang saya beli ketika tidak sengaja saya melihat seorang anak yang kecil kurus kelaparan, compang-camping tetapi bersih, nampak sedang memilih-milih kacang polong segar yang baru dipetik di keranjang. Saya membayar untuk kentang-kentang saya sambil ikut tertarik pada kacang polong tersebut. Saya adalah penjual kentang dan krim kacang. Saat menimbang kacang polong, tanpa sadari,saya ikut mendengarkan pembicaraan mereka.
"Halo Barry, bagaimana kabarmu hari ini?" tanya si pemilik toko.
'Halo, Mr Miller. Saya baik, terima kasih ya. Saya cuma mengagumi kacang polong ini... tampak segar dan bagus-bagus"
"Itu memang bagus Barry. Bagaimana dengan ibu kamu? "
"Oh... dia membaik, dan nampak semakin kuat."
"Bagus. Apa ada yang bisa saya bantu? "
"Tidak, Sir. saya cuma mengagumi kacang polong ini. "
'Apakah kamu ingin beberapa untuk di bawa pulang?" kata Mr Miller.
"Tidak, Sir. Saya tidak ada uang untuk membayar. "
"Jika begitu, apa kamu punya sesuatu sebagai penukar?"
"Saya hanya punya beberapa kelereng hadiah."
"Apakah itu benar? Coba kulihat "kata Mr Miller.
"Ini .. bagus. "
"Aku bisa melihatnya. Hmm sayang warnanya biru sedang saya mencari warna merah. Apakah kamu memilikinya seperti ini di rumah? "
"Tidak persis tapi hampir sama. "
'Begini saja. Ambil saja dulu kacang polong ini, dan lain kali, kamu bawa kelereng kamu yang merah'.  kata Mr Miller kepada anak itu.
"Tentu. Terima kasih Mr Miller. "

Rabu, 13 November 2013

Biarkan Tuhan Menilaimu

... Apabila engkau berbuat baik, orang lain mungkin akan berprasangka bahwa ada maksud-maksud buruk di balik perbuatan baik yang kau lakukan. Tetapi, tetaplah berbuat baik.
... Terkadang orang berpikir secara tidak masuk akal dan bersikap egois. Tetapi, bagaimanapun juga, terimalah mereka apa adanya.
... Apabila engkau sukses, engkau mungkin akan mempunyai musuh dan juga teman yang iri hati atau cemburu. Tetapi teruskanlah kesuksesanmu itu.
... Apabila engkau jujur dan terbuka, orang lain mungkin akan menipumu. Tetapi, tetaplah bersikap jujur dan terbuka.
... Apa yang telah engkau bangun bertahun-tahun lamanya, dapat dihancurkan orang dalam satu malam saja. Tetapi, janganlah berhenti dan tetaplah membangun.
... Apabila engkau menemukan kedamaian dan kebahagiaan di dalam hati, orang lain mungkin akan iri hati kepadamu. Tetapi, tetaplah berbahagia.
... Kebaikan yang kau lakukan hari ini, mungkin besok dilupakan orang. Tetapi, teruslah berbuat baik.
... Berikan yang terbaik dari apa yang kau miliki, dan itu mungkin tidak akan pernah cukup. Tetapi, tetap berikanlah yang terbaik.
Sadarilah bahwa semuanya itu ada di antara engkau dan Tuhan
Tidak akan pernah ada antara engkau dan orang lain. 
Jangan pedulikan apa yang orang lain pikir atas perbuatan baik yang kau lakukan. Tetapi percayalah bahwa mata Tuhan tertuju pada orang-orang jujur dan Dia sanggup melihat ketulusan hatimu.  ( Mother Theresa ) 
 

.. Berusahalah menjalani hidup dengan sebaik-baiknya 
meski hidup tak selalu baik adanya..  
-----------------------------------------------------------------------------------------------
Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik,  karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah
(Galatia 6:9)
Tuhan Yesus Memberkati

Kamis, 07 November 2013

Jadilah Yg Terbaik Untuknya

Di sebuah kota di California, tinggal seorang anak laki-laki berusia tujuh tahun yang bernama Luke. Luke gemar bermain bisbol. Ia bermain pada sebuah tim bisbol di kotanya yang bernama Little League. Luke bukanlah seorang pemain yang hebat. Pada setiap pertandingan, ia lebih banyak menghabiskan waktunya di kursi pemain cadangan. Akan tetapi, ibunya selalu hadir di setiap pertandingan untuk bersorak dan memberikan semangat saat Luke dapat memukul bola maupun tidak. Kehidupan Sherri Collins, ibu Luke, sangat tidak mudah. Ia menikah dengan kekasih hatinya saat masih kuliah.
Kehidupan mereka berdua setelah pernikahan berjalan seperti cerita dalam buku-buku roman. Namun, keadaan itu hanya berlangsung sampai pada musim dingin saat Luke berusia tiga tahun. Pada musim dingin, di jalan yang berlapis es, suami Sherri meninggal karena mobil yang ditumpanginya bertabrakan dengan mobil yang datang dari arah berlawanan. Saat itu, ia dalam perjalanan pulang dari pekerjaan paruh waktu yang biasa dilakukannya pada malam hari.
"Aku tidak akan menikah lagi," kata Sherri kepada ibunya. "Tidak ada yang dapat mencintaiku seperti dia". "Kau tidak perlu menyakinkanku," sahut ibunya sambil tersenyum. Ia adalah seorang janda dan selalu memberikan nasihat yang dapat membuat Sherri merasa nyaman. "Dalam hidup ini, ada seseorang yang hanya memiliki satu orang saja yang sangat istimewa bagi dirinya dan tidak ingin terpisahkan untuk selama-lamanya. Namun jika salah satu dari mereka pergi, akan lebih baik bagi yang ditinggalkan untuk tetap sendiri daripada ia memaksakan mencari penggantinya."
Sherri sangat bersyukur bahwa ia tidak sendirian. Ibunya pindah untuk tinggal bersamanya. Bersama-sama, mereka berdua merawat Luke. Apapun masalah yg dihadapi anaknya, Sherri selalu memberikan dukungan sehingga Luke akan selalu bersikap optimis. Setelah Luke kehilangan seorang ayah, ibunya juga selalu berusaha menjadi seorang ayah bagi Luke.
Pertandingan demi pertandingan, minggu demi minggu, Sherri selalu datang dan bersorak-sorai untuk memberikan dukungan kepada Luke, meskipun ia hanya bermain beberapa menit saja. Suatu hari, Luke datang ke pertandingan seorang diri.

Senin, 04 November 2013

Keputusan Sang Ayah

Setelah beberapa lagu pujian seperti biasanya pada hari minggu, pembicara gereja bangkit berdiri dan perlahan-lahan berjalan menuju mimbar untuk menyampaikan kebenaran Firman Tuhan, dan mulailah dia berkhotbah. "Seorang ayah dan anaknya serta teman anaknya pergi berlayar ke samudra Pasifik", dia memulai, "ketika dengan cepat badai mendekat dan menghalangi jalan untuk kembali ke darat. Ombak sangat tinggi, sehingga meskipun sang ayah seorang pelaut berpengalaman, ia tidak dapat lagi mengendalikan perahu sehingga mereka bertiga terlempar ke lautan." Pengkotbah berhenti sejenak, dan memandang mata dua orang remaja yang mendengarkan cerita tersebut dengan penuh perhatian. Dia melanjutkan, "Dengan menggenggam tali penyelamat, sang ayah harus membuat keputusan yang sangat sulit dalam hidupnya....kepada anak yang mana akan dilemparkannya tali penyelamat itu. Dia hanya punya beberapa detik untuk membuat keputusan. Sang ayah tahu bahwa anaknya adalah seorang pengikut Kristus, dan dia juga tahu bahwa teman anaknya bukan. Pergumulan yang menyertai proses pengambilan keputusan ini tidaklah dapat dibandingkan dengan gelombang ombak yang ganas. Ketika sang ayah berteriak, "Aku mengasihi engkau, anakku!" dia melemparkan tali itu kepada teman anaknya. Pada waktu dia menarik teman anaknya itu ke sisi perahu, anaknya telah menghilang hanyut ditelan gelombang dalam kegelapan malam. Tubuhnya tidak pernah ditemukan lagi." Ketika itu, dua orang remaja yang duduk di depan, menantikan kata-kata berikut yang keluar dari mulut sang pembicara. "Sang ayah," si pembicara melanjutkan ,"tahu bahwa anaknya akan masuk dalam kekekalan dan diselamatkan oleh Yesus, dan dia tidak sanggup membayangkan jika teman anaknya melangkah dalam kekekalan tanpa Yesus. Karena itu dia mengorbankan anaknya sendiri. Betapa besar kasih Allah, sehingga Ia melakukan hal yang sama kepada kita." Sang pembicara kembali ke tempat duduknya sementara keheningan memenuhi ruangan. Beberapa saat kemudian, dua orang remaja duduk di sisi pembicara. "Cerita yang menarik," seorang remaja memulai pembicaraan dengan sopan, "tapi saya pikir tidaklah realistis bagi sang ayah untuk mengorbankan hidup anaknya hanya dengan berharap bahwa teman anaknya akan menjadi seorang pengikut Kristus." "Benar, engkau benar sekali," jawab pembicara. Sebuah senyum lebar menghiasi wajahnya dan kemudian di memandang kedua remaja tersebut dan berkata, "Tentu saja itu tidak realistis bukan ? Tapi saya ada di sini untuk memberitahu kalian bahwa cerita itu membuka mataku tentang apa yang sesungguhnya terjadi ketika Tuhan memberikan Anak-Nya untuk saya."Engkau tahu ... sayalah teman sang anak itu". 



Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, 
melainkan beroleh hidup yang kekal. 
(Yohanes 3:16)